Kamis, 15 Juli 2010

Menyambut Ramadhan Sesuai Tuntunan Nabi

Tiba saatnya kaum muslimim menyambut tamu agung bulan Ramadhan, tamu yang dinanti-nanti dan dirindukan kedatangannya. Sebentar lagi tamu itu akan bertemu dengan kita. Tamu yang membawa berkah yang berlimpah ruah. Tamu bulan Ramadhan adalah tamu agung, yang semestinya kita bergembira dengan kedatangannya dan merpersiapkan untuk menyambutnya.Maka sudah sepantasnya seorang muslim benar-benar menyiapkan diri untuk menyambut bulan yang penuh barakah itu, yaitu menyiapkan iman, niat ikhlash, dan hati yang bersih, di samping persiapan fisik.

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبٍ

“Barang siapa yang bershaum dengan penuh keimanan dan harapan (pahala dari Allah), niscaya Allah mengampuni dosa-dosa yang telah lampau.” (Muttafaqun ‘alahi)

Sebagai rasa syukur kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala pula hendaklah kita hidupkan bulan yang penuh barakah itu dengan amalan-amalan shalih, amalan-amalan yang ikhlash dan mencocoki sunnah Rasulullah. Kita menjauhkan dari amalan-amalan yang tidak ada contoh dari Rasulullah. Karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah berwasiat :
من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد
“Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang tidak ada contoh dari kami, maka amalannya tersebut tertolak.” (HR. Muslim)

Termasuk perbuatan yang tidak pernah dicontohkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam adalah perbuatan yang banyak dilakukan oleh kaum muslimin dalam menyambut bulan Ramadhan dengan amalan atau ritual tertentu, di antaranya :

1. Apa yang dikenal dengan acara Padusan. Yaitu mandi bersama-sama dengan masih mengenakan busana, terkadang ada yang memimpin di suatu sungai, atau sumber air, atau telaga. Dengan niat mandi besar, dalam rangka membersihkan jiwa dan raga sebelum memasuki bulan suci Ramadhan. Sampai-sampai ada di antara muslimin yang berkeyakinan Kalau sekali saja terlewat dari ritual ini, rasanya ada yang kurang meski sudah menjalankan puasa. Jelas perbuatan ini tidak pernah diajarkan dan tidak pernah diterapkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Demikian juga para shahabat, para salafus shalih, dan para ‘ulama yang mulia tidak ada yang mengamalkan atau menganjurkan amaliah tersebut. Sehingga kaum muslimin tidak boleh melakukan ritual ini.

Belum lagi, dalam ritual Padusan ini, banyak terjadi kemungkaran. Ya, jelas-jelas mandi bersama antara laki-laki dan perempuan. Jelas ini merupakan kemungkaran yang sama sekali bukan bagian dari ajaran Islam.

2. Nyekar di kuburan leluhur.

Tak jarang dari kaum muslimin, menjelang Ramadhan tiba datang ke pemakaman. Dalam Islam ada tuntunan ziarah kubur, yang disyari’atkan agar kaum muslimin ingat bahwa dirinya juga akan mati menyusul saudara-saudaranya yang telah meninggal dunia lebih dahulu, sehingga dia pun harus mempersiapkan dirinya dengan iman dan amal shalih. Namun ziarah kubur, yang diistilahkan oleh orang jawa dengan nyekar, yang dikhususkan untuk menyambut Ramadhan tidak ada tuntunannya dalam syari’at Islam. Apalagi mengkhusukan nyekar di kuburan leluhur. Ini adalah perkara baru dalam agama. Tak jarang dalam ziarah kubur tercampur dengan kemungkaran. Yaitu sang peziarah malah berdoa kepada penghuni kubur, meminta-minta pada orang yang sudah mati, atau ngalap berkah dari tanah kuburan! Ini merupakan perbuatan syirik!

3. Minta ma’af kepada sesama menjelang datangnya Ramadhan.

Dengan alasan agar menghadapi bulan Ramadhan dengan hati yang bersih, sudah terhapus beban dosa terhadap sesama. Bahkan di sebagian kalangan diyakini sebagai syarat agar puasanya sempurna.

Tidak diragukan, bahwa meminta ma’af kepada sesama adalah sesuatu yang dituntunkan dalam agama, meningat manusia adalah tempat salah dan lupa. Meminta ma’af di sini umum sifatnya, bahkan setiap saat harus kita lakukan jika kita berbuat salah kepada sesama, tidak terkait dengan waktu atau acara tertentu. Mengkaitkan permintaan ma’af dengan Ramadhan, atau dijadikan termasuk cara untuk menyambut Ramadhan, maka jelas ini membuat hal baru dalam agama. Amaliah ini bukan bagian dari tuntunan syari’at Islam.

Itulah beberapa contoh amalan yang tidak ada tuntunan dalam syari’at yang dijadikan acara dalam menyambut bulan Ramadhan. Sayangnya, amaliah tersebut banyak tersebar di kalangan kaum muslimin.

Semoga kita termasuk orang yang mendapat keutamaan dan fadhilah dalam bulan Ramadhan ini. Semoga Allah menyatukan hati-hati kita di atas Islam dan Iman. Dan semoga Allah menjadikan bulan Ramadhan ini sebagai jembatan menuju keridhaan Allah ‘Azza wa Jallah dan meraih ketaqwaan kepada-Nya.

Wallähu a’lam..

Penulis : Agus Kurniawan
Dikutip dari berita internal
Selengkapnya...

Ensiklopedi - Umrah

Umrah secara bahasa artinya bermaksud, berkunjung.
Menurut syara', Umrah ialah : Berkunjung ke Mekkah untuk melakukan rangkaian Ibadah (Ihram, Thawaf, Sya'i, dan Tahalul atau mencukur/memotong rambut.)
Umrah merupakan ibadah khusus yang hanya dapat dilakukan di Mekkah al Mukarromah, bisa dilaksanakan sepanjang tahun baik di musim hajji atau di luar musim hajji, hukum mengerjakannya sunnah dan wajib bagi orang yang mengerjakan hajji sebagaimana firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 195 : "Dan sempurnakanlah hajji dan umrah itu karena Allah."

Umrah merupakan ibadah yang sangat tinggi nilainya. Dalam beberapa hadist Rasulullah SAW menjelaskan yang maksudnya : Antara satu umrah dengan umrah yang lain dapat menghapuskan dosa yang ada diantara keduanya. Bagi orang yang datang ke Mekkah agar melakukan Umrah, tapi tidak didapatkan dalil melakukan umrah berkali-kali dalam satu kali kedatangan ke Mekkah, baik di musim haji maupun di luar musim haji, baik setelah atau sebelum mengerjakan hajji dengan sengaja datang untuk ihram ke tan'im atau ke ji'ranah.

Cara melakukan umrah, setelah sampai di Miqat sesuai dengan arah datang, orang dari arah Yaman dan Yalamiam, arah Nejed (Timur) di qornal Manazil dengan pakaian tidak berjahit bagi laki-laki dan pakaian yang menutup aurat bagi perempuan, setelah itu meneruskan perjalanan ke Mekkah, setelah sampai di masjidil haram melakukan thawaf mengelilingi ka'bah 7 kali dan sesudah itu disunnahkan shalat sunnat thawaf di belakang Makam Ibrahim, lalu Sya'i yaitu berlari-lari kecil antara Shafa dan marwah 7 kali, setelah itu bercukur dan memotong rambut (tahallul) dengan demikian selesai umrah serta boleh berpakaian biasa kembali.

Keistimewaan Hajji dan Umrah
"Dari abi Hurairah yang diridhai Allah dia berkata : Telah bersabda Rasulullah SAW : Dari Umrah ke Umrah yang lain menghapuskan dosa-dosa diantara keduanya, dan hajji yang mabrur tidak ada ganjaran yang pantas baginya kecuali syurga." (HR. Bukhari, Muslim dan Ahmad).


Dikutip dari : Buletin Cahaya, Nomor 43 Tahun Ke-13 18 Dzulqaidah 1430 H / 06 Nopember 2009 M.
Diterbitkan oleh : Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Selatan (PWM SumSel).
Selengkapnya...

Keutamaan sifat sabar

Sifat sabar merupakan kunci dari segala kesuksesan dan keberhasilan. Sabar dalam menerima nikmat, serta sabar dalam menerima musibah atau cobaan. Itulah sebabnya Allah menyatakan, bahwa orang yang sabar selalu disisi-Nya. "Sesungguhnya Allah beserta orang yang sabar." Di dalam beribadahpun kita harus sabar, seperti berpuasa (shaum), shalat, serta menunaikan ibadah haji.

Sabar dan terus bersabar dengan segala sesuatu yang kita alami baik itu hal yang menyenangkan atau bahkan yang menyedihkan sekalipun. Lihat kondisi saat ini, banyak sekali kejadian yang menimpa saudara-saudara kita, baru-baru ini adalah gempa bumi di Padang, dan kebakaran di daerah Kertapati Palembang. Sedangkan ujian yang berupa kebahagian pun ada yaitu waktu kita naik jabatan, punya anak, lulus ujian sekolah atau apapun.

Berdasarkan definisi, sabar itu memiliki arti pilar kebahagiaan seorang hamba. Ibnul Qoyyim rahiahullah mengatakan, "Kedudukan sabar dalam iman laksana kepala bagi seluruh tubuh. Apabila kepala sudah terpotong maka tidak ada lagi kehidupan." Sedangkan macam-macam kesabaran itu sendiri terbagi menjadi tiga macam, yaitu : sabar dalam menjalankan ketaatan, sabar untuk tidak melakukan hal-hal yang diharamkan dan sabar dalam menghadapi takdir-takdir Allah. (Berbagai hal yang menyakitkan dari orang lain di luar kuasa manusia).

Dengan bersabar pun kita bisa meraih kemuliaan dari Allah, selain kita taat kepada Allah dan beramal saleh. Sesuai dengan surah Al Baqarah ayat 45 yang artinya : "Dan mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat." Karena itu, sebagai hamba yang beriman, mintalah selalu pertolongan kepada Allah, insya Allah semua urusan akan menjadi mudah. Sesuai dengan firmanNya, yang artinya : "Keselamatan atas kalian adalah berkat kesabaran kalian." Siapa yang tidak mau dijamin keselematannya oleh Allah?

Justru perilaku hamba-Nya yang kerap mengundang murka Allah. Buktinya, karena tidak sabaran, banyak orang yang melakukan hal-hal yang tidak Allah ridhai. Contohnya pergi ke dukun untuk meramalkan nasib, mau minta penglaris, minta jodoh, dan lain-lain.

"Bukan jalannya orang-orang yang engkau murkai dan bukan pula jalannya orang-orang yang tersesat." (QS. Al Fatihah : 6). Ayat ini mengandung penjelasan dua sisi penyimpangan jalan yang lurus. Menyimpang ke sisi yang satu akan menjerumuskan ke dalam kesesatan yaitu rusaknya ilmu dan keyakinan. Sedangkan menyimpang ke sisi yang lainnya akan menjerumuskan ke dalam kemurkaan yang timbul karena rusaknya niat dan amalan.


Dikutip dari : Buletin Cahaya, Nomor 43 Tahun Ke-13 18 Dzulqaidah 1430 H / 06 Nopember 2009 M.
Diterbitkan oleh : Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Selatan (PWM SumSel).
Selengkapnya...

Malu sebagian dari iman

"Dan sesungguhnya Kami jadikan penghuni neraka jahannam, kebanyakan dari jin dan manusia, yang mempunyai hati(akal) tapi tidak mengerti dengan akalnya, dan mempunyai mata tetapi tidak mau melihat dengan matanya, mempunyai telinga tetapi tidak mau mendengar dengan telinganya. Orang-orang yang demikian adalah seperti hewan, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itu adalah orang-orang yang alpa." (QS. Al-A'raf : 179).

Malu dan iman adalah satu rumpun. Apabila terangkat(runtuh) yang satu, maka runtuh pulalah yang lain. "Hadits riwayat Al Hakim". Sifat malu adalah merupakan filter manusia untuk menahan diri melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah. Seperti diketahui, dalam kehidupan ini ada beberapa batas yang tidak boleh dilampaui oleh manusia, yaitu : (1). Batas-batas menurut hukum agama. (2). Batas-batas hukum atau peraturan yang dibuat oleh manusia. (3). Batas-batas menurut norma, baik berdasarkan adat istiadat yang dijunjung tinggi dalam kehidupan.

Kehilangan sifat malu itu bukan saja membawa efek yang buruk dipandang dari sudut rohaniah, tetapi membawa pengaruh yang membahayakan pula dalam kehidupan bermasyarakat.

Ahli Tasauf membagi sifat malu itu tiga macam, yaitu : (1). Malu kepada Allah. (2). Malu kepada manusia. (3). Malu kepada diri sendiri. Malu kepada Allah ialah menghindarkan diri dari perbuatan maksiat dan jahat, baik secara terang-terangan maupun secara tersembunyi yang tidak dilihat oleh orang lain. Ia menyadari sepenuh hati bahwa apa yang dilakukannya itu senantiasa diketahui oleh Allah dengan ilmunya Allah, dan yang dikatakannya baik ataupun buruk pasti akan didengar oleh Allah. Apabila akan melakukan kejahatan baik ditempat tersembunyi atau dalam tempat yang gelap gulita pasti akan dilihat oleh Allah. Maka sifat malu itu kaitannya sangat erat dengan iman.

Malu kepada manusia misalnya berpakaian yang tidak sopan, ala kebarat-baratan, laki-laki bercelana pendek ditengah umum. Apalagi kaum wanita tidak terkecuali tua maupun yang muda suka buka buka aurat, atau pakaian yang transparan yang memancing pandangan laki-laki, akhirnya terjadi perbuatan zina. Kaitannya permainan judi dan mabuk-mabukan. Apabila manusia sudah terbiasa mabuk-mabukan tidak dapat lagi membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.

Malu kepada diri sendiri dengan memperbandingkan orang lain yang berbuat kebaikan, sedangkan dirinya sendiri masih doyan dengan maksiat. Berbahagialah orang-orang yang masih mempunyai rasa malu kepada dirinya sendiri. Karena malu kepada diri sendiri ini orang lain tidak mengetahuinya. Perasaan malu kalau dirinya ternoda, maka ia akan berusaha untuk tidak melakukan perbuatan yang tercela.

Pembeda
Sifat malu adalah pembeda antara manusia dengan hewan, Allah menciptakan manusia dan hewan sama-sama mempunyai keingingan dan hawa nafsu. Akan tetapi manusia diberi akal untuk mengendalikan dan memimpin dan menguasai hawa nafsu, jelasnya perbedaan antara manusia dengan hewan, manusia diberi akal dan hewan diberi nafsu tidak diberi akal. Karena akal itulah manusia mempunyai perasaan malu. Tetapi pada kenyataannya ada juga manusia yang tidak mempunyai rasa malu, sehingga kesannya tak ubahnya seperti hewan, bahkan lebih rendah dan hina dari hewan, sebagaimana yang dinyatakan Allah dalam QS. Al A'raf : 179.

Apabila kita perhatikan kehidupan hewan, mereka tidak terikat dengan peraturan, makan minumnya berebut-rebutan, siapa yang kuat menindas yang lemah, perkelahian tidak ada yang melerai. Perkawinan kapan saja bisa terjadi, tidak peduli ditengah-tengah keramaian, tidak ada perbedaan anak cucunya yang dikawini.

Kehilangan sifat malu berarti akan hilang pula sifat amanah, yaitu saling percaya mempercayai. Amanah adalah merupakan urat nadi dalam bentuk hubungan bermasyarakat. Rusaknya amanah akan rusak pulalah tatanan hidup dan kehidupan ini, sebab hilangnya sifat amanah akan menimbulkan saling curiga mencurigai, saling benci membenci, akibatnya terjadilah permusuhan bahkan terjadi pembunuhan.

Di abad modern ini manusia sudah mulai kehilangan rasa malu itu, misalnya pesta-pesta minuman keras, muda mudi bergaul bebas tanpa ada rasa malu, diatas sepeda motor yang perempuan memeluk laki-laki. Yang sudah berkeluarga saling tukar suami istri, perselingkuhan dianggap indah. Inilah gambaran manusia yang mempunyai akal ditunggangi oleh hawa nafsu. Semoga uraian ini akan menjadi bahan renungan kita untuk dapat mempertahankan sifat-sifat malu ini.


Penulis : H.A. Suhaimi.
Dikutip dari : Buletin Cahaya, Nomor 43 Tahun Ke-13 18 Dzulqaidah 1430 H / 06 Nopember 2009 M.
Diterbitkan oleh : Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Selatan (PWM SumSel).
Selengkapnya...

Senin, 12 Juli 2010

Keutamaan Surat Al-Ikhlas

Keutamaan surat Al-Ikhlas:
Allah mencintai orang yang suka membacanya
Surat Al-ikhlas salah satu jaminan ke sorga
Wajib sorga bagi yang membacanya
Surat Al-Ikhlas sama dengan sepertiga Al-Qur’an
Di dalamnya terdapat nama Allah yang Agung
Siapa yang minta kepada Allah lewat perantaranya maka Allah akan mengabulkannya
Siapa yang membacanya sepuluh kali Allah akan membangun baginya istana di sorga
Keutamaan banyak membacanya
Keutamaan dalam qiraat shalat (baik shalat fardhu atau sunnat)

1. Allah mencintai orang yang suka membacanya
Allah Ta’ala sangat mencintai orang yang suka membaca surat AL-Ikhlas, karna di dalamnya terkandung nama-nama dan sifat-sifat Allah yang Agung, maka siapa yang di cintai Allah akan mendapat kasih sayang-Nya, baik di dunia maupun akhirat.

- Dari ‘Aisyah. Ra- bahwasanya Nabi SAW mengutus seorang sirriyyah, dan pernah mengimami para sahabatnya dan membaca ayat-ayat Al-Qur’an dan selalu menutup (bacaaanya) dengan membaca surat AL-Ikhlas (Qul Huwallahu Ahad....). dan ketika mereka kembali (dari misi), seraya memberi tahukan kepada Nabi SAW( apa yang di lakukan sahabatnya), kemudian beliau bersabda: “Tanyalah! Karna sebab apa dia melakukannya?” Kemudian mereka menanyainya, dia berkata: “karna dia merupakan sifat Ar-Rahman, dan saya sangat suka membacanya,” maka berkata Nabi SAW: “Beritatahukanlah kepadanya bahwa Allah mencintainya.”

2. Surat Al-ikhlas salah satu jaminan ke sorga
orang yang menyukai surat Al-Ikhlas dan menjadikannya dalam setiap detik zikirnya, berarti dia telah mempersiapkan tiket ke sorga.

- Dari Anas. Ra- dia berkata: “Adalah seorang laki-laki dari kaum anshar mengimani manusia di masjid Quba’, ketika dia memulai qiraat dia selalu membaca di awal qiraat (sesudah al-fatihah) surat Al-Ikhlas, kemudian baru di lanjutkan dengan membaca surat yang lain, adalah laki-laki tadi melakukannya (membaca surat al-ikhlas) setiap raka’at, maka para sahabatnya menegurnya, mereka berkata: “”Engkau selalu membuka bacaan dengan surat ini (al-ikhlas), apakah engkau tidak tahu bahwa dia menjadi sebuah bagian sehingga engkau juga membaca surat yang lain, maka engkau boleh memilih meninggalkannya dan membaca surat yang lain.” Kemudian dia berkata: “Saya tidak akan meninggalkannya, jika kalian suka saya imami saya akan terus melakukannya (membacanya), namun jika kalian tidak suka saya akan meninggalkan kalian,” sedangkan mereka tahu bahwa dia (laki-laki dari kaum anshar tadi) orang yang paling baik di antara mereka, dan mereka tidak suka di imami oleh orang lain. Maka ketika mereka mendatangi Rasulullah SAW dan memberitahukan akan kabar ini, Beliau berkata: “Wahai Fulan! apa yang melarangmu jika engkau melakukan apa yang di inginkan sahabat-sahabat engkau? Dan apa yang menyebabkan engkau sehingga harus membacanya setiap raka’at?” dia berkata: “Aku mencintainya”, beliau bersabda: “Cinta engkau kepadanya memasukkan engkau kedalam sorga.”

- Dari Anas. Ra- dia berkata: “Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW,kemudian dia berkata: “Aku sangat mencintai surat ini ; “Qul huwallahu Ahad” “. Kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Cinta engkau kepadanya akan memasukkan engkau kedalam sorga.”

3. Wajib sorga bagi orang yang membacanya

- Dari ‘Ubaid bin Hunain (maula keluarga zaid bin khattab), bahwasanya dia berkata: Aku dengar abu hurairah berkata: “Aku menghadap bersama Rasulullah SAW beliau mendengar seorang laki-laki membaca “Qul Huwallahu Ahad” kemudian beliau bersabda: “Diwajibkan” aku bertanya kepada beliau: “Apa maksud engkau wahai Rasulullah?” beliau berkata: “Sorga” .
Abu hurairah berkata: “Maka saya ingin pergi kepada laki-laki tadi dan memberi kannya kabar gembira, akan tetapi saya takut kalau makan siangku bersama Rasulullah SAW terlewatkan, maka aku mengutamakan makan siang bersama Rasulullah SAW kemudian aku pergi kepada laki-laki tadi namun aku mendapati dia sudah pergi .”

- Dari Abi Umamah. Ra- dia berkata: “Rasulullah lewat di depan seseorang yang sedang membaca “Qul Huwallahu Ahad” kemudian beliau bersabda: “Di wajibkan bagi laki-laki ini”, atau “Di wajibkan bagi laki-laki ini sorga.”

Ta’liq hadis diatas
sabda nabi terhadap laki-laki yang membaca surat al-ikhlas; di wajibkan baginya sorga, ini merupakan fadhlullah (nikmat Allah) yang di janjikan-Nya untuk hamba-hamba-Nya, sedangkan Allah tidak pernah mengingkari janji-Nya, sebagai mana firman Allah:
“Sesungguhnya Allah tidak pernah menyalahi janji.”
Dan firman Allah juga:

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shaleh, bagi mereka sorga-sorga yang penuh kenikmatan. Mereka kekal di dalamnya; sebagai janji Alah yang benar. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Allah tidak peru kepada sesuatupun juga, akan tetapi Dia memperbuat apa yang di kehendaki-Nya, Ya Allah kami mohon Rahmat Karunia-Mu, Redha-Mu dan sorga firdaus yang tertinggi di sorga kelak.
4. Surat Al-Ikhlas sama dengan sepertiga Al-Qur’an
Riwayat tentang surat al-ikhlas sama dengan sepertiga Al-Qur’an tidak di ragukan lagi, kebanyakan riwayat datang dari hadits-hadits shahih yang di riwayatkan oleh para imam, seperti: Imam bukhari, imam ahmad (imamnya para imam), Imam muslim, Imam malik bin anas, Imam al-baihaki, Imam abu daud, imam nasa’i, Imam Ibnu hiban, Imam abuyu’la.
Maksud dari pada maudhu’ ini; bahwa satu surat al-ikhlas saja, nilainya sama dengan sepertiga Al-Qur’an, bila kita membaca surat al-ikhlas sekali sehari berarti kita sudah menamatkan sepertiga Al-Qur’an dalam sehari, sedangkan jikalau kita membaca lebih banyak maka sudah tentu keutamaannya lebih banyak lagi,

Dari abi sa’id a-khudri. Ra- bahwa seorang laki-laki mendengar laki-laki lain membaca “Qul Huwalahu Ahad” berulang-ulang, ketika subuh dia datang kepada Rasulullah SAW seraya menyebutkan kejadian tadi malam, seolah-olah aki-laki tadi menganggap masih sedikit, kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Demi Allah yang jiwaku di Tangan-Nya sesungguhnya dia sama dengan sepertiga Al-Qur’an.”
Dari abi sa’id al-khudri. Ra- dia berkata: Nabi SAW bersabda kepada para sahabat beliau: “Apakah salah seorang diantara kalian sanggup membaca sepertiga Al-Qur’an dalam satu malam?”. Maka sangat berat bagi mereka melakukannya, mereka berkata: “Bagaima mungkin kami sanggup melakukannya Ya Rasulullah?” beliau bersabda: “Allahu al-wahid as-shamad” (yaitu surat al-ikhlas); sepertiga Al-Qur’an.
Dari Abi Darda’. Ra- dari Nabi SAW beliau bersabda: “Apakah sanggup diantara kalian membaca dalam satu malam sepertiga Al-Qur’an?” mereka berkata: “Bagaimana membacan sepertiga Al-Qur’an ya Rasulullah (dalam satu malam)?” beliau bersabda: “Qul Huwallahu Ahad” sama dengan sepertiga Al-Qur’an.” Dan dalam riwayat: “Sesungguhnya Allah membagi Al-Qur’an menjadi tiga juzu’ (bagian) maka Dia menjadikan “Qul Huwallahu Ahad” (salah satu) bagian dari bagian-bagian Al-qur’an.”
Dari Abu Hurairah. Ra- dia berkata: bersabda Rasulullah SAW: “Berkumpullah sesungguhnya saya akan membacakan kepada kalian sepertiga Al-Qur’an.” Maka berkumpullah orang yang mau berkumpul, kemudian Rasulullah SAW keluar dan membaca: “Qul Huwallahu Ahad” kemudian beliau masuk kembali, sehingga kami saling bertanya: “Aku yakin berita yang beliau sampaikan tadi adalah (wahyu yang baru turun) dari langit, itulah sebabnya beliau masuk lagi. Kemudian Nabi SAW keluar dan bersabda: “Aku sudah katakan pada kalian: bahwa saya akan membacakan kepada kalian sepertiga AL-Qur’an, ketahuilah dia benar-benar sama dengan sepertiga Al-Qur’an.”
Dari Ubai bin ka’ab. Ra- atau dari seorang laki-laki darikaum anshar, berkata: bersabda Rasulullah SAW: “ Barang siapa yang membaca “Qul Huwallahu Ahad” maka seolah-olah dia membaca sepertiga dari Al-Qur’an.”
Dari Ummi kaltsum binti ‘Uqbah.ra- diaberkata: Bersabda Rasulullah SAW: “Qul Huwallahu Ahad” sama dengan sepertiga Al-Qur’an.”
Dari Abdullah bin ‘Amru bahwasanya abu ayyub al-anshari dalam majlis, dan dia berkata: “Apakah diantara kalian sanggup qiyam dengan sepertiga Al-Qur’an setiap malamnya?” mereka berkata: “Apakah kami akan senggup melakukannya?”, dia berkata: “Sesungguhnya “Qul Huwallahu Ahad “ sama dengan sepertiga Al-Qur’an, dia berkata (abdullah bin amru danorang anshar): “Kemudian Nabi SAW datang, sedang beliau mendengar apa yang di katakan abu ayyub, kemudian beliau bersabda: “Memang benar apa yang di katakan abu ayyub.”

5. Di dalamnya terdapat nama Allah yang Agung

- Dari Baridah bin al-hushaib al-aslami. Ra- bahwasanya Rasulullah SAW mendengar seorang laki-laki berdo’a: “Ya Allah Aku meminta kepada-Mu, bahwasanya aku bersaksi bahwa Engkau Allah tidak ada Ilah (Tuhan) melainkan Engkau, Yang Maha Satu Tempat bergantung segala sesuatu, Yang Tidak beranak dan tidak pula di peranakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” Beliau bersabda: “Sungguh engkau telah meminta kepada Allah dengan Nama (Nya yang Agung) yang apabila meminta akan di beri, dan apabila berdo’a akan di kabulkan.”

6. Siapa yang minta kepada Allah lewat perantaranya maka Allah akan mengabulkannya

Dari Mihjan bin al-adra’. Ra- dia berkata: masuk Rasulullah SAW kedalam masjid ketika itu ada seorang laki-laki sedang melaksanakan shalatnya, dan dia dalam keadaan tasyahhud, dan berdo’a: “Ya Allah aku meminta kepada-Mu, Ya Allah Yang Maha Esa,Tempat bergantung segala sesuatu, Yang Tidak beranak dan tidak pula di peranakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia, bahwa Engkau ampunilah dosa-dosaku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Dia berkata (mihjan bin al-adra’): Beliau bersabda: “Sungguh dia akan di ampuni, sungguh dia akan di ampuni.” beliau berkata tiga kali.

7. Siapa yang membacanya sepuluh kali Allah akan membangun baginya istana di sorga

Dari Mu’az bin Anas al-jahni. Ra- dari Nabi SAW Beliau bersabda: “Barang siapa yang membaca “Qul Huwallahu Ahad” hingga akhir surat sepuluh kali, Allah akan membangunkan baginya istana di sorga.” Maka berkata umar bin khattab: “Bagaimana kalaulebih banyak Ya Rasulullah? Kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Allah lebih suka kepada kepada yang lebih banyak dan yang lebih bagus.”
Dari Abu Hurairah. Ra- dari Nabi SAW beliau bersabda: “Barang siapa yang membaca “Qul Huwallahu Ahad” sepuluh kali, maka Allah akan membangun baginya istana di sorga, dan barang siapa yang membacanya dua puluh kali maka baginya dua istana, dan barang siapa yang membacanya tiga puluh kali maka baginya tiga istana.”

8. Keutamaan banyak membacanya

Dari Abi Umamah al-bahili. Ra- dia berkata: “Datang kepada Rasulullah SAW Jibrail. As sewaktu beliau di tabuk, kemudian berkata: “Wahai Muhammad saksikanlah jenazah mu’awiyah bin mu’awiyah al-mazani, dia berkata (abi umamah): dan turun jibrail bersama tujuh puluh ribu malaikat, kemudian menghamparkan (merendahkan) sayapnya yang sebelah kanan di puncak gunung sehingga gunung tadi menjadi rendah (datar), kemudian meletakkan sayap yang bagian kiri diatas dua tanah hingga menjadi rendah, sehingga terlihatlah Makkah dan Madinah, maka Rasulullah, jibrail dan para malaikat menyolatkannya (mu’awiyah bin mu’awiyyah al-mazani), ketika sudah selesai beliau bertanya: “Wahai jibril! Apa yang menyebabkan mu’awiyah meperoleh manzilah (derajah/posisi) seperti ini?” jibril berkata: “Karna dia membaca “Qul Huwallahu Ahad” ketika berdiri, duduk, ketika menaiki kendraan, danketika berjalan.”
Dari Anas bin Malik. Ra- dia berkata: “Turun jibril. As kepada Nabi SAW dan berkata: “Wahai Muhammad! Telah mati mu’awiyah bin mu’awiyah al-mazani apakah engkau suka bila engkau menyolatkanny?” beliau berkata: “Iya” maka jibril menghamparkan dua sayapnya maka tidak ada yang tinggal dari pepohonan ataupun bukit-bukit kecil melainkan merendah, kemudian dia mengangkat sarirnya hingga dia melihatnya kemudian menyolatkannya, sedangkan di belakangnya bershaf-shaf para malaikat dan di setiap shaf terdapat tujuh puluh ribu malaikat. Kemudian Rasulullah bertanya lagi kepada jibril: “Wahai jibril kenapa laki-laki ini sampai kepada derajat yang begitu agung disisi Allah?” jibril berkata: “Karna cinta dia kepada “Qul Huwallahu Ahad” membacanya ketika berdiri, duduk, naik kendraan dan berjalan, dan setiap keadaan.”
Selengkapnya...