Kamis, 11 November 2010

Adab bertamu

Mencermati perilaku para remaja kita saat ini, kita jadi prihatin. Ada petunjuk, sebagian besar mereka sudah jauh dari sopan santun, yang berimbas kepada sirnanya rasa kekerabatan serta hilangnya rasa silaturrahim.

Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial. Manusia membutuhkan interaksi antar personal. Konsekuensi dari hal tersebut adalah terbentuknya hubungan kekerabatan dilanjutkan dengan silaturahmi dan aktivitas lainnya yang mendekatkan hubungan.

Salah satu aktivitas sosial yang sering kita lakukan adalah bertamu ke rumah saudara, kerabat atau teman kita. Islam sebagai agama yang syamil dan mutakamil mengatur adab umat Islam dalam bertamu.

Berikut beberapa aturan-aturan dalam Islam tentang perihal bertamu:
Jangan terlalu lama menunggu di saat bertamu karena ini memberatkan yang punya rumah, juga jangan tergesa-gesa datang karena membuat yang punya rumah kaget sebelum semuanya siap. Bertamu tidak boleh lebih dari tiga hari kecuali kalau tuan rumah memaksa untuk tinggal lebih dari itu.

Tidak mengintip melalui jendela.
Jika kita hendak bertamu dan telah sampai di halaman rumah, tidak diizinkan mengintip melalui jendela atau bilik, walaupun tujuannya ingin mengetahui penghuninya ada atau tidak.
Dari Anas bin Malik, "Sesungguhnya ada seorang laki-laki mengintip sebagian kamar Nabi, lalu Nabi berdiri menuju kepadanya dengan membawa anak panah yang lebar atau beberapa anak panah yang lebar, dan seakan-akan aku melihat beliau menanti peluang untuk menusuk orang itu."
Hadist ini menunjukkan ancaman yang keras untuk orang yang mengintip dan melihat orang yang berada di rumahnya tanpa memperoleh izin sebelumnya.

Tidak masuk rumah walaupun terbuka pintunya.
Dari ayat 27 An Nur, kta baru boleh masuk rumah orang lain harus mendapatkan izin dari pemilik rumah.

Minta izin maksimal tiga kali.
Tamu yang hendak masuk di (halaman) rumah orang lain jika telah meminta izin tiga kali, tidak ada yang menjawab atau tidak diizinkan, hendaknya pergi. Dari Abu Said Al-Khudri ia berkata,"Abu Musa telah meminta izin tiga kali kepada Umar untuk memasuki rumahnya, tetapi tidak ada yang menjawab, lalu dia pergi, maka sahabat Umar menemuinya dan bertanya,"Mengapa kamu kembali?" Dia menjawab, "Saya mendengar Rasulullah bersabda;"Barangsiapa meminta izin tiga kali, lalu tidak diizinkan, maka hendaklah kembali."

Tidak menghadap ke arah pintu masuk.
Ketika tamu tiba di depan rumah, hendaknya tidak menghadap ke arah pintu. Tetapi hendaknya dia berdiri di sebelah pintu, baik di kanan maupun di sebelah kiri.

Hendaknya menyebut nama yang jelas.
Ketika tuan rumah menanyakan nama, tamu tidak boleh menjawab dengan jawaban"Saya(sebutkan nama)" atau jawaban yang tidak jelas. Karena tujuan tuan rumah bertanya adalah ingin tahu siapa tamu yang mengunjunginya dan untuk menentukan sikap apakah tamu tersebut boleh masuk atau tidak.

Wallahalam bishawab.


Penulis : Emsya Dalimo.
Dikutip dari : Buletin Cahaya, Nomor 23 Tahun Ke-14 29 Jumadil Akhir 1431 H / 11 Juni 2010 M.
Diterbitkan oleh : Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Selatan (PWM SumSel).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar