Rabu, 16 Juni 2010

Akhlakul Karimah

"Kemuliaan orang adalah agamanya, harga dirinya (kehormatannya) adalah akalnya, sedangkan ketinggian kedudukannya adalah akhlaknya." (HR. Ahmad & Al Hakim).

Dari sekian banyak krisis yang melanda bangsa Indonesia saat ini, maka krisis akhlak yang cukup mencemaskan kita. Ada petunjuk, bahwa krisis akhlak (moral) ini sudah melanda semua lini. Ya masyarakat awam, aparatur negara, bahkan juga pejabat. Korupsi masih terjadi, perbuatan maksiat masih merajalela, begitu pula yang ketagihan narkoba.

Akibat semua itu, orang sudah banyak yang meninggalkan agama. Umat Islam sebagian hanya terkontaminasi dengan acara keagamaan yang seremonial, sehingga menghilangkan substansi dan tujuan agama itu sendiri. Sulit bagi kita untuk mencari orang yang berakhlak mulia sebagaimana yang dituntunkan agama Islam.

Sebab akhlak mulia itu merupakan sikap atau perbuatan terpuji di sisi Allah SWT sesuai petunjuk Al Qur'an dan hadist, serta terpuji pula di mata masyarakat. Ada beberapa norma yang harus dijaga sehingga seseorang bisa menyandang predikat berakhlak mulia. Diantaranya norma-norma yang telah digariskan agama serta norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, semisal adat, budaya dan lain-lain.

Di zaman serba canggih saat ini, ada petunjuk dimana orang tak lagi mau berbicara tentang akhlak. Sehingga pergaulan dan sikap sebagian orang tak lagi mengindahkan norma-norma, baik norma agama maupun norma-norma yang berlaku di masyarakat, seperti adat ataupun budaya.

Kondisi ini mengakibatkan orang menyebutnya erosi pergaulan. Mereka tak lagi mengindahkan etika. Misalnya bagaimana bersikap atau berkata dengan orang yang lebih tua dari kita. Juga usia sama dan yang lebih kecil dari kita. Betapa banyak anak muda berbicara kurang sopan dengan orang tua. Banyak kita baca di surat kabar, seorang anak melawan orang tuanya manakala kehendaknya tak dipenuhi orang tua, bahkan ada yang sampai hati menganiaya orang tua mereka.

Erosi pergaulan ditandai dengan sikap sebagian orang yang hanya mengharapkan keuntungan. Mereka mau bergaul bila ada untungnya. Namun bilamana ada kegiatan kemasyarakatan, mereka segan bergaul. Sungguh orang yang demikian itu, ciri dari mereka yang tidak memiliki akhlak mulia. Meski tampak dari luar sukses, terutama dilihat dari materi, namun ketahuilah, ia pasti tak sukses dalam pergaulan sebenarnya.

Artinya, ia selalu dikucilkan di tengah masyarakat. Ia hanya mau berhubungan dengan orang-orang yang akan memberi keuntungan kepadanya. Sedangkan untuk kegiatan sosial ia tidak mau ikut. Itulah ciri orang yang tidak berakhlak.

Ciri Orang Berakhlak Mulia
Adapun ciri orang yang berakhlak mulia dapat dilihat dari perilaku dalam kehidupannya sehari-hari. Paling tidak ada 4 ciri yang dimilikinya.
1. Budi pekerti (akhlaknya) terhadap Allah SWT. Orang yang berakhlak mulia, akan selalu taat kepada Allah, yang diaplikasikannya dengan ketaatan beribadah.

2. Budi pekerti yang dipraktekkannya dalam dirinya serta keluarganya.

3. Budi pekertinya terhadap lingkungan, baik alam, fauna dan sebagainya.

4. Budi pekerti terhadap masyarakat, bangsa dan negara. Orang yang berakhlak mulia, hidupnya berguna bagi masyarakat disekitarnya.

Apabila ciri-ciri tersebut dimiliki seseorang, maka Insya Allah hidupnya akan bahagia, baik di dunia maupun di akherat kelak.


Penulis : Ibnu Syairy.
Dikutip dari : Buletin Cahaya, Nomor 29 Tahun Ke-13 9 Sya'ban 1430 H / 13 Juli 2009 M.
Diterbitkan oleh : Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Selatan (PWM SumSel).

1 komentar: