Rabu, 16 Juni 2010

Nabi SAW melihat Jibril AS di Sidratul Muntaha

"Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha." (QS. An Najmi : 13-14).

Peristiwa Mi'raj atau dipanggilnya Nabi SAW naik ke langit dan terus ke Sidratul Muntaha setelah melewati langit ketujuh, dapat dipahami dari ayat 13 dan 14 surat An Najmi ini, yang mana dijelaskan bahwa Nabi SAW melihat Jibril secara langsung bentuknya yang asli dua kali, pertamanya waktu menerima wahyu pertama di Gua Hira dan kedua di Sidratul Muntaha waktu Mi'raj.

"Dan sesungguhnya Dia telah melihatnya (Jibril) pada kali yang lain." (QS. An Najm : 13).

Malaikat Jibril makhluk gaib dari penglihatan manusia, tetapi atas kehendak Allah dia bisa dilihat Nabi SAW adakalanya dengan menyerupakan manusia dan pernah dua kali diperlihatkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW dengan bentuk yang asli, pertama waktu menerima wahyu yang pertama di Gua Hira dan kedua kalinya adalah sebagaimana dijelaskan dalam ayat ini, yaitu waktu di Sidratul Muntaha dalam peristiwa Mi'raj.

Menurut riwayat Ibnu Mas'ud tentang ayat ini, Dia pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda : "Aku melihat Jibril baginya ada 600 sayap tiap satu sayap menutupi satu ufuk."

Apakah Nabi Melihat Allah Waktu Mi'raj?
Waktu Nabi berhadapan dengan Allah dalam peristiwa Mi'raj, Nabi tidak melihat Allah, sebagaimana dijelaskan dalam jawaban Aisyah kepada seorang sahabat yang bertanya kepadanya "apakah Nabi melihat Allah" dia menjawab "SUBHANALLAH", Siapa yang memberi tahu kepadamu bahwa Nabi SAW melihat Allah anda bohong, kemudian Aisyah membaca ayat 103 surat An-An'am : "Dia tidak dapat dicapai penglihatan mata, sedangkan Dia dapat melihat segala yang kelihatan, dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui."

Kemudian dia membaca ayat 51 surat Asy-Syura : "Dan tidak mungkin bagi seorang manusia pun bahwa Allah berkata-kata dengan Dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir [1347] atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana."

Di belakang tabir artinya ialah seorang dapat mendengar kalam Illahi akan tetapi Dia tidak dapat melihat-Nya seperti yang terjadi kepada Nabi Musa AS [1347].

Waktu Mi'raj Nabi hanya mendengar suara dari belakang hijab (tabir) dan dia hanya melihat cahaya sebagaimana yang dijelaskan dalam hadist shahih riwayat Muslim : "Dari Abi Dzar, dia bertanya kepada Rasulullah SAW, "Apakah engkau melihat Tuhanmu?" lantas dia menjawab saya hanya sungguh melihat cahaya." (HR. Muslim).

Dia Melihatnya di Sidratul Muntaha
Sidratul Muntaha adalah tempat yang paling tinggi, di atas langit ke-7, yang telah dikunjungi Nabi ketika Mi'raj. Sidratul Muntaha terdapat setelah melewati langit ketujuh, tempat itu batas terakhir malaikat Jibril bisa naik ke langit, Nabi Muhammad SAW secara khusus dipanggil Allah ke Mustawa, waktu kesana Nabi naik sendirian, tidak ditemani Jibril, Nabi SAW menemui Allah, tapi dia tidak melihat Allah secara langsung, dia menerima wahyu di belakang hijab, Nabi berdialog dengan Allah tapi tidak melihatnya, setelah datang perintah Shalat dia turun kembali setiap lapisan langit ketemu dengan Arwah Nabi terdahulu. Wallahu'alam.


Penulis : H. Nofrizal Nawawi, Lc, MPdI.
Dikutip dari : Buletin Cahaya, Nomor 29 Tahun Ke-13 9 Sya'ban 1430 H / 13 Juli 2009 M.
Diterbitkan oleh : Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Selatan (PWM SumSel).

1 komentar:

  1. "apakah Nabi melihat Allah" dia menjawab "SUBHANALLAH", Siapa yang memberi tahu kepadamu bahwa Nabi SAW melihat Allah anda bohong..
    ( saya memaknai kata2 ini bukan lah Nabi SAW yang melihat Allah..karena itu adalah mustahil, akan tetapi Nabi SAW sudah fana dlm ketiadaan, yg ada hanya Allah..dan yang melihat Allah hanyalah Allah..

    BalasHapus