Senin, 07 Juni 2010

Hakikat Berdoa

"Dan apabila hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka katakanlah bahwa Aku dekat. Aku mengabulkan doa orang yang berdoa kepada-Ku. Karena itu mereka hendaklah mengabulkan (permintaan-Ku) dan beriman kepada-Ku, semoga mereka mendapat petunjuk." (QS. Al Baqarah : 186)

Berdoa merupakan alat komunikasi antara manusia dengan Allah. Ada juga ulama yang menyebutnya, doa itu merupakan hot line antara manusia sebagai hamba, Allah sebagai Khaliq. Ia adalah hubungan hamba mencintai Khaliqnya dan Khaliq yang mencintai hambanya. Bila manusia bisa dihubungkan dari jarak jauh dengan alat-alat komunikasi tanpa kawat seperti radio, televisi, teleks, faksimili dan lain sebagainya, kenapa tak mungkin manusia berhubungan dengan Sang Penciptanya. Karena doa itu menurut Rasulullah SAW adalah ibadah, tentu akan merugilah orang yang tidak pernah berdoa kepada Allah SWT. Apakah ada orang yang mengaku sebagai penganut agama Islam yang tidak berdoa? Banyak kita lihat dan bahkan kita ingatkan, komentarnya seperti itu tadi. Tak relevanlah, sibuklah, atau untuk apa berdoa karena Tuhan telah menentukan nasib seseorang. Mereka bukan orang-orang yang beriman, dan selalu merugi serta tidak taat kepada perintah Allah.

Seorang ulama besar di abad ini Syech Nashiruddin dalam bukunya berjudul "Syarh Al'qidah At-Thahawiyah", memberikan uraian tentang manfaat doa.
1. Doa adalah suatu perbuatan yang diperintahkan Allah SWT, maka siapa saja yang suka berdoa termasuk orang-orang yang taat kepada Allah. Barangsiapa yang terkabul doanya, maka dia akan mendapatkan dua kebaikan, yaitu terkabulnya doa, serta pahala dari berdoa itu sendiri. Yang tidak terkabul, akan mendapat pahala dari ibadahnya itu.
2. Orang yang suka beroda, ia akan menjadi manusia yang rendah hati. Terkabulnya doa ia bersyukur, tak terkabul dia tidak putus asa dan tak kufur.
3. Orang yang suka berdoa, selalu yakin dengan janji Allah, dan segala sesuatunya tergantung kepada Allah. Lambat atau cepat, Allah akan mengabulkan permohonannya.

Oleh sebab itu, tak ada alasan bagi orang yang mengatakan bahwa doa itu tak berfaedah. Tak pula beralasan, doa bertentangan dengan masalah takdir. Ketahuilah, semua itu adalah ketentuan dari Allah SWT.

Doa dan ikhtiar
Firman Allah dalam Quran surat Al Baqarah : 186 yang kita kutip di atas menyatakan bahwa Allah akan mengabulkan permohonan setiap orang yang berdoa, selama si pemohon memenuhi syarat yang diperlukan bagi sebuah permohonan. Syarat-syaratnya ialah taat akan perintah Allah seperti ibadah wajib, dan shalat lima waktu dalam sehari semalam, berpuasa di bulan Ramadhan, berzakat bila sudah patut berzakat, menunaikan ibadah haji bila telah mampu. Suka berbuat baik kepada orang lain. Sebab banyak juga kita melihat orang-orang yang gemar berdoa tapi ia tidak pernah, bahkan mereka sering memanggil orang sekampung untuk berdoa, demi keselamatannya dengan mengundang makan-makan segala. Padahal ia sendiri tidak pernah melakukan ibadah kepada Allah. Mereka yang berdoa seperti ini sudah jelas tidak memenuhi persyaratan yang dikehendaki Allah.

Lalu ada pula orang yang hanya berdoa saja, tanpa mau berikhtia (berusaha), ini juga tidak benar menurut ajaran Islam.

Islam secara jelas menuntut umatnya bekerja sambil berdoa. Doa dan ikhtiar harus beriringan. Islam tidak menghendaki umatnya menjadi pemalas. Islam tidak menyuruh kita hanya berdoa saja tanpa bekerja. Seorang muslim harus melaksanakannya secara berbarengan, yakni bekerja dan berdoa. Banyak juga orang yang hanya berdoa bila mendapat kesusahan. Tapi begitu terlepas dari kesusahan, ia melupakan Allah, dan kembali bergelimang dengan perbuatan maksiat.

Dan tak sedikit pula yang jadi manusia musyrik dan sesat, karena ia berdoa atau meminta selain kepada Allah. Ada yang meminta kepada kuburan yang dikeramatkan, kayu yang dikeramatkan, keris yang dikeramatkan, dan lain sebagainya. Ini jelas-jelas perbuatan syirik, atau menyekutukan Allah. Betapa banyak mereka yang percaya akan "pertolongan" batu cincin, jimat, burung, dan benda-benda yang mereka anggap sakti.

Seorang muslim yang beriman, hanya berdoa atau meminta kepada Allah saja. Tak ada yang lebih berkuasa dan yang paling menentukan di dunia ini, kecuali Allah. Oleh sebab itu, kepada-Nya saja kita berdoa.


Penulis : Emsya Dalimo.
Dikutip dari :Buletin Cahaya, Nomor 14 Tahun Ke-14 24 Rabiul Akhir 1431 H / 9 April 2010 M.
Diterbitkan oleh : Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Selatan (PWM SumSel).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar