Senin, 07 Juni 2010

Usaha, Do'a dan Tawakkal

Materi duniawi tidak akan datang dengan sendirinya. Diperlukan usaha atau kerja yang sungguh-sungguh, lalu disertai doa dan tawakkal kepada Allah. Tiga upaya tersebut harus dilakukan oleh manusia yang beriman.

Kerja tanpa doa adalah kesombongan dan "kekufuran" karena tidak "butuh" restu dan pertolongan Maha Pemilik Rezeki. Doa tanpa usaha adalah sia-sia atau omong-kosong. Sedangkan tawakal adalah kepasrahan hati menerima segala ketentuan Allah setelah usaha dan doa dilakukan. Jika berhasil, bersyukurlah. Tetapi jika tidak berhasil, jangan bersedih dan putus asa.

Yang harus dilakukan jika apa yang diinginkan tidak tercapai adalah mengevaluasi apa yang kurang dari usaha dan doa kita selama ini. Apabila usaha dan doa sudah maksimal, namun belum berhasil juga, hati kita harus tetap berhusnuzhan (berbaik sangka) kepada Allah. Mungkin waktunya saja yang belum tepat. Apabila tiga upaya ini dapat kita penuhi, Insya Allah "keran rezeki" akan mengalir kepada kita dengan baik.

Salah satu hikmah disyariatkannya shalat Dhuha adalah jalan kemudahan usaha dan kelapangan rezeki yang diberikan Allah kepada hamba-Nya yang shaleh. Hal ini dapat kita lihat pada untaian doa yang dipanjatkan kepada Allah setelah shalat Dhuha yang secara spesifik memohon kemudahan rejeki.

Hal ini berkaitan dengan penjelasan Rasulullah SAW dalam Hadist Qudsi dari Abu Darda' bahwa Allah berfirman : "Wahai anak Adam, rukuklah karena Aku pada awal siang (shalat Dhuha), maka Aku akan mencukupi (kebutuhan) mu di siang hari." (Sunan Tirmidzi : 437).


Dikutip dari : Buletin Cahaya, Nomor 34 Tahun Ke-13 14 Ramadhan 1430 H / 4 September 2009 M.
Diterbitkan oleh : Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Selatan (PWM SumSel).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar